Selasa, 03 Desember 2013
Rabu, 27 November 2013
MAKALAH TENTANG PERANGKAT KERAS UNTUK AKSES INTERNET
Kata
Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................
DAFTAR ISI............................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB 2 PEMBAHASAN
A.PERANGKAT KERAS UTAMA…………………………….
1.KOMPUTER…………………………………………….....
2.MODEM…………………………………………………..
3. SALURAN TELEPON…………………………………...
B. PERANGKAT KERAS PENDUKUNG…………………….
1.HUB/SWITCH……………………....…………………….
2.REPEATER………………………………....……………..
3. BRIDGE…………………………………………………..
4. ROUTER…………………………………………………
BAB 3 PENUTUP
A.KESIMPULAN………………………………..……………
B.KRITIK DANSARAN…………………...…………………
DAFTARPUSTAKA………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apa pengertian dari
Internet,Pengertiannya adalah jaringan global komputer di dunia,dapat diartikan
juga sebagai Jaringan Komputer yang luas dan besar yang mendunia,yaitu
menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh
dunia,dimana di dalamnya terdapat berbagai macam sumber daya informasi dari
mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.Internet berasal dari kata
Interconnection Networking,yang artinya koneksi atau hubungan antara berbagai
macam komputer dengan berbagai macam type dan jenisnya.
Saat ini sudah jamannya internet,
jadi rasanya tidak asing lagi dengan kata internet dan kroni-kroninya. Nah kali
ini saya ingin berbagi pengetahuan tentang internet itu sendiri dalam hal cara
mengaksesnya dan berbagai pengetahuan tentang internet.Karena itulah saya
sengaja membuat makalah ini,selain karena tugas juga karena ingin membagi
pengetahuan
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas pada makalah
ini antara lain:
1.Perangkat keras yang dapat digunakan untuk mengakses
internet.
2. Perangkat pendukung yang dapat digunakan untuk mengakses
internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Perangkat Keras Utama
-->
Perangkat keras utama adalah
perangkat yang wajib ada atau mutlak diperlukan jika kita ingin akses internet.
-->
Macam-macam perangkat keras utama adalah :
1. KOMPUTER
Komputer
merupakan komponen utama untuk dapat mengakses internet.Spesifikasi computer
yang di gunakan dalam koneksi internet sangat menentukan cepat atau lambatnya
kinerja akses internet.Semakin tinggi spesifikasi sebuah computer,,semakin
cepat kinerja akses internet,begitu pula sebaliknya.
Spesifikasi minimal untuk PC (Personal Computer) atau laptop agar bisa diguakan untuk mengakses internet adalah :
- Processor Pentium III 500 Mhz
- Ram 64 MB
- VGA Card 4 MB
- Sound Card dan Speaker
- CD ROM
- Harddisk 10 GB
- Monitor CRT SVGA
2. MODEM
Modem
berasal dari singkatan MOdulator DEModulator. Modulator merupakan bagian yang
mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (Carrier) dan siap untuk
dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal
informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa (carrier) yang
diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem
merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua
arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan
bagian yang disebut “modem”,seperti VSAT, Microwave Radio, dan lain sebagainya,
namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai Perangkat keras yang sering
digunakan untuk komunikasi pada komputer.
Terdapat dua jenis modem secara fisiknya, yaitu modem
eksternal dan modem internal.
Modem terbagi atas:
1. Modem analog yaitu modem yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital
2. Modem ADSL
3. Modem kabel yaitu modem yang menerima data langsung dari penyedia layanan lewat TV Kabel
4. Modem CDMA
5. Modem 3GP
6. Modem GSM
1. Modem analog yaitu modem yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital
2. Modem ADSL
3. Modem kabel yaitu modem yang menerima data langsung dari penyedia layanan lewat TV Kabel
4. Modem CDMA
5. Modem 3GP
6. Modem GSM
3. SALURAN TELEPON
Saluran
telpon juga merupakan perangkat keras yang penting dan diperlukan untuk
menghubungkan komputer dengan internet. Penggunaan sauran telpon ini juga
diikuti dengan penggunan modem dial up. Selain saluran telepon, untuk melakukan
akses internet juga bisa dilakukan dengan menggunakan TV kabel. Untuk bisa
mengakses internet menggunakan jaringan TV kabel maka modem yang dipakai adalah
modem kabel.
B. Perangkat Keras Pendukung
Perangkat pendukung adalah perangkat
yang sifatnya tambahan atau melengkapi dari perangkat utama
Macam-macan perangkat pendukung adalah :
1. Hub / Switch
Hub adalah
sebuah perangkat jaringan komputer yang berfungsi untuk menghubungkan
peralatan-peralatan dengan ethernet 10BaseT atau serat optik sehingga
menjadikannya dalam satu segmen jaringan.Switch jaringan (atau switch untuk
singkatnya) adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan
(penghubung segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat
MAC).Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router
pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara
kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port
sehingga sering dinamakan multi-port bridge.
2. Repeater
Repeater merupakan perangkat yang
digunakan untuk menerima sinyal dan memancarkan kembali sinyal tersebut dengan
kekuatan yang sama dengan sinyal asli, singkatnya repeater berfungsi untuk
menguatkan sinyal agar sinyal dikirim sama dengan sinyal aslinya .
3.Bridge
Adalah sebuah komponen jaringan yang digunakan untuk memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan. bridge juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda, seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda, seperti halnya antara Token Ring dan Ethernet.
4. Router
Router
berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan
data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch.
Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area
Network (LAN). Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch
merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan.
Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan
tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat,
dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN.
Cara
kerja router mirip dengan bridge jaringan, yakni mereka dapat meneruskan paket
data jaringan dan dapat juga membagi jaringan menjadi beberapa segmen atau
menyatukan segmen-segmen jaringan. Akan tetapi, router berjalan pada lapisan
ketiga pada model OSI (lapisan jaringan), dan menggunakan skema pengalamatan
yang digunakan pada lapisan itu, seperti halnya alamat IP. Sementara itu,
bridge jaringan berjalan pada lapisan kedua pada model OSI (lapisan data-link),
dan menggunakan skema pengalamatan yang digunakan pada lapisan itu, yakni MAC
address.
Lalu,
kapan penggunaan bridge jaringan dilakukan dan kapan penggunakan router
dilakukan? Bridge, sebaiknya digunakan untuk menghubungkan segmen-segmen
jaringan yang menjalankan protokol jaringan yang sama (sebagai contoh: segmen
jaringan berbasis IP dengan segmen jaringan IP lainnya). Selain itu, bridge
juga dapat digunakan ketika di dalam jaringan terdapat protokol-protokol yang
tidak bisa melakukan routing, seperti halnya NetBEUI. Sementara itu, router
sebaiknya digunakan untuk menghubungkan segmen-segmen jaringan yang menjalankan
protokol jaringan yang berebeda (seperti halnya untuk menghubungkan segmen
jaringan IP dengan segmen jaringan IPX.) Secara umum, router lebih cerdas
dibandingkan dengan bridge jaringan dan dapat meningkatkan bandwidth jaringan,
mengingat router tidak meneruskan paket broadcast ke jaringan yang dituju. Dan,
penggunaan router yang paling sering dilakukan adalah ketika kita hendak
menghubungkan jaringan kita ke internet.
BAB
III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Internet sangatlah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari kita, dengan
internet kita sangat bisa dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain dan
mudah mendapatkan informasi terkini dimana pun dan kapan pun.Internet merupakan
bukti dari kemajuan teknologi dan kemajuan zaman.
Tetapi kita harus menyadari bahwa semua itu mempunyai dampak
yang buruk juga bagi kita semua terutama generasi muda sekarang,.akan tetapi
semua itu bisa terhilangkan jika kita semua menyadari bagaimana bahaya dari
teknologi tersebut dan tidak mempersalah gunakan hal tersebut.
B.KRITIK DAN SARAN
Didalam
penulisan makalah ini,penulis menyadari selaku manusia biasa yang tak luput
dari lupa dan salah, maka dari itu penulis sangat mengharapkan Kritikan maupun
Saran dari Ustad/ustadzah, teman-teman, atau siapa saja yang membaca makalah
ini.
Dari itu kurang maupun lebihnya penulis mengucapkan banyak
terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.umboh.net/2011/10/perangkat-keras-untuk-akses-internet.html#ixzz2C5GPSQXZ
http://dhee92.wordpress.com/2008/08/06/perangkat-keras-untuk-mengakses-internet/
http://id.scribd.com/doc/36346285/Perangkat-Keras-Akses-Internet
http://www.sarjanaku.com/2011/05/contoh-kata-pengantar-yang-baik.html
http://andriq.wordpress.com/2010/12/05/makalah-tik/
http://www.sarjanaku.com/2011/05/contoh-kata-pengantar-yang-baik.html
http://andriq.wordpress.com/2010/12/05/makalah-tik/
Sejarah Islam di Indonesia.
Agama islam pertama masuk ke
Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan, dll. Tokoh penyebar islam
adalah walisongo antara lain; Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan
Gunung Jati, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan
Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi,
hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman
ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang
belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para
utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun
kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan
dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia
dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad
demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil
berdakwah.
Lambat laun penduduk pribumi mulai
memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat
dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam.
Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai.
Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai
tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu
pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika
singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar
mazhab Syafi’i.
Adapun peninggalan tertua dari kaum
Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa
komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah
bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082
M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari
penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M,
belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru
pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para
pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara
besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki
kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa
kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak,
Cirebon, serta Ternate.
Thomas Arnold dalam The Preaching of
Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti
halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan
damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk
ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan
lil’alamin.
Dengan masuk Islamnya penduduk
pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai
daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam
menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin
banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam
Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang
sejarah Hadramaut.
Islam datang ke Indonesia ketika
pengaruh Hindu dan Buddha masih kuat. Kala itu, Majapahit masih menguasai
sebagian besar wilayah yang kini termasuk wilayah Indonesia. Masyarakat
Indonesia berkenalan dengan agama dan kebudayaan Islam melalui jalur
perdagangan, sama seperti ketika berkenalan dengan agama Hindu dan Buddha.
Melalui aktifitas niaga, masyarakat Indonesia yang sudah mengenal Hindu-Buddha
lambat laun mengenal ajaran Islam. Persebaran Islam ini pertama kali terjadi
pada masyarakat pesisir laut yang lebih terbuka terhadap budaya asing. Setelah
itu, barulah Islam menyebar ke daerah pedalaman dan pegunungan melalui
aktifitas ekonomi, pendidikan, dan politik.
Proses masuknya agama Islam ke
Indonesia tidak berlangsung secara revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan
berevolusi, lambat-laun, dan sangat beragam. Menurut para sejarawan,
teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi:
a. Teori Mekah
Teori Mekah mengatakan bahwa proses
masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini
berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Tokoh yang
memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau HAMKA,
salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka mengemukakan
pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan pada dies natalis
Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan
para sarjana Barat yang mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak
langsung dari Arab. Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA adalah
sumber lokal Indonesia dan sumber Arab. Menurutnya, motivasi awal kedatangan
orang Arab tidak dilandasi oleh nilai nilai ekonomi, melainkan didorong oleh
motivasi spirit penyebaran agama Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur
perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh
masehi.
Dalam hal ini, teori HAMKA merupakan
sanggahan terhadap Teori Gujarat yang banyak kelemahan. Ia malah curiga
terhadap prasangka-prasangka penulis orientalis Barat yang cenderung memojokkan
Islam di Indonesia. Penulis Barat, kata HAMKA, melakukan upaya yang sangat
sistematik untuk menghilangkan keyakinan negeri-negeri Melayu tentang hubungan
rohani yang mesra antara mereka dengan tanah Arab sebagai sumber utama Islam di
Indonesia dalam menimba ilmu agama. Dalam pandangan HAMKA, orang-orang Islam di
Indonesia mendapatkan Islam dari orang- orang pertama (orang Arab), bukan dari
hanya sekadar perdagangan. Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi
yang diungkapkan oleh A.H. Johns yang mengatakan bahwa para musafirlah
(kaum pengembara) yang telah melakukan islamisasi awal di Indonesia. Kaum Sufi
biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mendirikan
kumpulan atau perguruan tarekat.
b. Teori Gujarat
Teori
Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India
bagain barat, berdekaran dengan Laut Arab. Tokoh yang menyosialisasikan teori
ini kebanyakan adalah sarjana dari Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan
teori ini adalah J. Pijnapel dari Universitas Leiden pada abad ke 19.
Menurutnya, orang-orang Arab bermahzab Syafei telah bermukim di Gujarat dan
Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke
7 Masehi), namun yang menyebarkan Islam ke Indonesia
menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan pedagang Gujarat
yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia timur, termasuk Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya, teori Pijnapel ini diamini dan disebarkan oleh
seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck Hurgronje. Menurutnya,
Islam telah lebih dulu berkembang di kota-kota pelabuhan Anak Benua India.
Orang-orang Gujarat telah lebih awal membuka hubungan dagang dengan Indonesia
dibanding dengan pedagang Arab. Dalam pandangan Hurgronje, kedatangan orang
Arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang Arab yang datang ini kebanyakan
adalah keturunan Nabi Muhammad yang menggunakan gelar “sayid” atau
“syarif ” di di depan namanya.
Teori Gujarat kemudian juga
dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang memberikan argumentasi
dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada tanggal 17
Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan
makam Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur,
memiliki bentuk yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat.
Moquetta akhirnya berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat,
atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah
belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya adalah kesamaan mahzab Syafei
yang di anut masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia.
c. Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses
kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi (kini
Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat, sejarawan
asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitikberatkan
analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat
Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10
Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali,
cucu Nabi Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di
Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari bahasa Arab
yang ditranslasi melalui bahasa Parsi. Tradisi lain adalah ajaran mistik yang
banyak kesamaan, misalnya antara ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa
Tengah dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia. Bukan kebetulan, keduanya mati
dihukum oleh penguasa setempat karena ajaran-ajarannya dinilai bertentangan
dengan ketauhidan Islam (murtad) dan membahayakan stabilitas politik dan
sosial. Alasan lain yang dikemukakan Hoesein yang sejalan dengan teori
Moquetta, yaitu ada kesamaan seni kaligrafi pahat pada batu-batu nisan yang
dipakai di kuburan Islam awal di Indonesia. Kesamaan lain adalah bahwa umat
Islam Indonesia menganut mahzab Syafei, sama seperti kebanyak muslim di Iran.
d. Teori Cina
Teori Cina mengatakan bahwa proses
kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa) berasal dari para perantau
Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum
Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau Tiongkok
telah berbaur dengan penduduk Indonesia—terutama melalui kontak dagang. Bahkan,
ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru
berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-Islam-Jawa menyatakan,
menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao,
Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman
Islam.
Teori Cina ini bila dilihat dari
beberapa sumber luar negeri (kronik) maupun lokal (babad dan hikayat), dapat
diterima. Bahkan menurut sejumlah sumber lokat tersebut ditulis bahwa raja
Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan
keturunan Cina. Ibunya disebutkan berasal dari Campa, Cina bagian selatan
(sekarang termasuk Vietnam). Berdasarkan Sajarah Banten dan Hikayat Hasanuddin,
nama dan gelar raja-raja Demak beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan
istilah Cina, seperti “Cek Ko Po”, “Jin Bun”, “Cek Ban Cun”, “Cun Ceh”, serta
“Cu-cu”. Nama-nama seperti “Munggul” dan “Moechoel” ditafsirkan merupakan kata
lain dari Mongol, sebuah wilayah di utara Cina yang berbatasan dengan Rusia.
Bukti-bukti lainnya adalah
masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh
komunitas Cina di berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting
sepanjang pada abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan
Cina, diduduki pertama-tama oleh para pelaut dan pedagang Cina. Semua teori di
atas masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Tidak ada kemutlakan
dan kepastian yang jelas dalam masing-masing teori tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)