SISTEM SARAF DAN INDERA PADA MANUSIA
Disusun Oleh
Acson
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas system saraf somatis dan sistem saraf otonom. Untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan alat-alat tubuh maka di dalam tubuh terdapat system koordinasi. System koordinasi terdiri dari system saraf dan system hormon.
Sistem saraf juga berhubungan dengan alat indera manusia. Alat indera manusia terdiri dari mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Dengan mata, kita dapat melihat pemandangan yang indah. Dengan telinga, kita dapat mendengar suara yang merdu. Dengan hidung, kita dapat mencium harumnya bunga. Dengan lidah, kita dapat merasakan makanan yang lezat. Dengan kulit, kita dapat meraba kain sutera yang halus. Alat-alat tubuh itu disebut alat indera. Kelima jenis alat indera tersebut disebut juga panca indera. Kalau kita menerima rangsang yang selaras, rangsang itu diolah sehingga kita mendapatkan pesan dan menyadari sesuatu sebagai akibat rangsang itu. Misalnya ada cahaya yang selaras mengenai sel-sel indera pada selaput pelangi mata kita, sel indera itu dipengaruhi. Rangsang tersebut akan dilanjutkan ke otak dan akibatnya kita menyadari adanya cahaya itu atau kita melihat sesuatu. Dalam hal ini mata itu hanya peka terhadap rangsang cahaya dan rangsang yang lain tidak dapat menimbulkan reaksi terhadap indera penglihatan kita.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan system saraf ?
b. Apa yang dimaksud dengan alat indera ?
c. Terdiri dari apa sajakah alat indera itu ?
d. Adakah gangguan yang terjadi pada alat indera ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian dari system saraf
b. Untuk mengetahui pengertian dari alat indera
c. Untuk mengetahui macam-macam alat indera
d. Untuk mengetahui gangguan-gangguan pada alat indera
1.4 Manfaat Penulisan
Untuk menambah wawasan kita tentang definisi system saraf dan alat indera pada manusia, macam-macam alat indera, juga gangguan- gangguan yang terjadi pada alat indera.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Sistem saraf manusia di bangun oleh sel-sel saraf (Neuron) yang merupakan system koordinasi dan system yang “memberitahukan” kepada bagian tubuh., apa dan kapan sesuatu harus dilakukan.
Adapun fungsi system saraf sebagai berikut :
a. Sebagai alat pengenal perubahan yang terjadi di luar tubuh
b. Sebagai pengatur/pengendali tanggapan/respon terhadap keadaan sekitar
c. Sebagai pengatur dan pengendali kerja organ tubuh sehingga organ tubuh dapat bekerja dengan baik
Alat indera ialah suatu alat tubuh yang hanya peka terhadap rangsang tertentu, yaitu rangsang yang selaras dan memberi reaksi dengan cara merangsang saraf indera itu yang menghubungkannya dengan saraf pusat.
Alat-alat indera kita ada lima macam, yaitu :
a. Mata untuk melihat
b. Hidung untuk mencium
c. Telinga untuk mendengar
d. Lidah untuk mengecap rasa
e. Kulit untuk meraba
2.2 Sistem Saraf Pada Manusia
a. Bagian-bagian Sel Saraf Secara Umum
Badan sel mempunyai penjuluran sitoplasma yang pendek dan panjang. Penjuluran pendek/Dendrit berfungsi menerima dan meneruskan rangsang ke badan sel. Penjuluran panjang/Akson/Neurit berfungsi meneruskan rangsang dari badan sel ke sel saraf lainnya. Di dalam Neurit terdapat benang-benang halus yang disebut Neurofibril di bungkus oleh selaput mielin yang berfungsi mempercepat jalannya rangsang. Selubung mielin tersusun oleh sekumpulan sel Sachwann. Sel tersebut membantu menyediakan makanan bagi Neurit dan membantu regenerasi Neurit. Diantara sel Sachwann terdapat titik dimana Neurit tidak tertutup oleh selubung mielin, tempat tersebut dinamakan Noclus Rainter yang berfungsi mempercepat penyampaian rangsang. Ujung Neurit dari satu sel saraf ujung Dendrit dari sel saraf lainnya bertemu. Pertemuan tersebut dinamakan Sinapsil.
b. Macam Sel Berdasarkan Fungsinya
Ada tiga macam :
- Sel saraf sensorik
Berfungsi membawa rangsangan (implus) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
- Sel saraf motorik
Berfungsi membawa rangsangan (implus) dari pusat sarf ke otot/lelenjar.
- Sel saraf penghubung (konektor)
Berfungsi menghubungkan/meneruskan rangsangan dari saraf sensorik ke saraf motorik.
c. Susunan Saraf Pusat
Otak besar (cerebrum) :
Otak besar merupakan bagian terbesar dari otak. Otak besar pada manusia dewasa kira-kira 1.500 cm³. lapisan luar otak berwarna kelabu, banyak mengandung badan sel saraf (neuron) sedangkan bagian dalam berwarna putih, banyak mengandung dendrit dan neurit (akson). Otak besar merupakan pusat kesadaran, ingatan, kemauan, pendengaran dan penglihatan.
Otak kecil (cerebellum) :
Otak kecil terletak di bawah otak besar, dalam rongga tengkorak bagian belakang. Bagian kanan dan bagian kiri otak kecil di hubungkan oleh suatu jembatan yang disebut jembatan Varol. Bagian luar otak kecil berwarna kelabu, sedang bagian dalam berwarna putih. Fungsi otak kecil yaitu mengatur keseimbangan tubuh.
Sumsum lanjutan (medulla oblongata) :
Sumsum lanjutan terletak di muka otak kecil di bawah otak besar dan merupakan perpanjangan sumsum tulang belakang, bagian dalam berisi neron, warna kelabu, bagian luar berisi neurit dan dendrite, warnanya putih. Sumsum lanjutan berfungsi sebagai pengatur pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah.
Sumsum tulang belakang :
Sumsum tulang belakang letaknya memanjang dari ruas leher sampai ruas pinggang. Bagian luar berwarna putih, bagian dalam berwarna kelabu. Fungsi sumsum tulang belakang sebagai penghubung implus dari dan ke otak, pusat gerak reflek.
d. Susunan Saraf Tepi
- 12 pasang serabut saraf otak yang keluar dari beberapa bagian otak menuju alat-alat indera, otot, dan kelenjar.
- 31 pasang serabut sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Serabut saraf sumsum tulang belakang berpasangan. Pasangan-pasangan itu berjalan sejajar menuju ke depan tubuh. Serabut saraf sumsum tulang belakang terdiri dari serabut saraf sensorik dan serabut saraf motorik.
e. Susunan Saraf Simpati dan Parasimpati
Kerja atau pengaruh saraf simpati dan parasimpati berlawanan /antagonis.
Saraf Simpati :
- Mempercepat denyut jantung
- Memperlebar pembuluh darah
- Memperlebar bronkus
- Mempercepat gerak peristaltik
- Mempercepat tekanan darah
Saraf Parasimpati :
- Memperlambat denyut jantung
- Mempersempit pembuluh darah
- Mempersempit bronkus
- Memperlambat gerak peristaltik
- Memperlambat tekanan darah
f. Gerak Biasa dan Gerak Reflek
Gerak Biasa (sadar) adalah gerakan yang terjadi karena perintah otak.
Alurnya sebagai berikut :
Implus → Indera → Saraf Sensorik → Otak → Saraf Motorik → Gerak
Gerak Reflek adalah gerakan tiba-tiba/spontan.
Alurnya sebagai berikut :
Implus → Indera → Saraf Sensorik → Sumsum Tulang Belakang → Saraf Motorik → Gerak Reflek
2.3 Sistem Indera Pada Manusia
a. Mata
Bagian-bagian Mata :
Bagian-bagian yang melindungi mata adalah alis mata, kelopak mata, dan bulu mata. Alis mata merupakan rambut (bulu) yang terletak di atas mata. Alis mata berguna untuk melindungi mata dari keringat yang mengalir dari dahi. Kelopak mata terdiri dari kelopak atas dan kelopak bawah. Kelopak mata berguna untuk melindungi mata dari benda-benda asing, misalnya debu, asap, dan keringat. Bulu mata merupakan rambut yang terletak di kelopak mata. Bulu mata juga berguna melindungi mata dari benda asing.
Mata juga dilengkapi dengan kelenjar air mata dan otot mata. Kelenjar air mata menghasilkan air mata. Air mata berguna untuk membasahi kornea mata agar tidak kering. Air mata juga berfungsi sebagai pelumas agar mata mudah digerakkan. Kelenjar air mata mengeluarkan air mata pada saat kita mengedipkan mata. Air mata keluar makin banyak saat kita menangis. Otot mata berguna untuk menggerakkan bola mata sehingga dapat bergerak ke kanan-kiri (melirik) dan ke atas-bawah.
Bagian-bagian mata yang erat hubungannya dengan fungsi penglihatan, yaitu kornea, iris, lensa, badan bening, retina dan saraf mata.
Selaput Bening (kornea) :
Selaput bening atau kornea sangat penting bagi ketajaman penglihatan kita. Fungsi utama selaput bening adalah meneruskan cahaya yang masuk ke mata. Cahaya tersebut diteruskan ke bagian mata yang lebih dalam dan berakhir pada selaput jala atau retina. Karena fungsinya itu, maka selaput bening mempunyai beberapa sifat, yaitu tidak berwarna (bening) dan tidak mempunyai pembuluh darah. Kornea merupakan bagian mata yang bisa disumbangkan untuk menyembuhkan orang dari kebutaan.
Selaput Pelangi (iris) :
Selaput pelangi terletak di tengah-tengah bola mata, di belakang selaput bening (kornea). Selaput pelangi merupakan suatu jaringan yang kaya dengan pembuluh darah. Warna selaput pelangi memberikan warna pada mata. Warna selaput pelangi ini sangat dipengaruhi oleh jenis ras atau bangsa. Selaput pelangi orang Indonesia pada umumnya berwarna coklat kehitaman.
Di tengah selaput pelangi terdapat celah disebut anak mata atau pupil. Anak mata atau pupil berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata sehingga sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, cahaya tidak terlalu banyak (menyilaukan) atau terlalu sedikit (redup). Jika cahaya terlalu banyak, pupil akan mengecil. Jika cahaya terlalu sedikit, pupil akan membesar. Fungsi anak mata atau pupil sama dengan fungsi diafragma pada alat potret (kamera).
Lensa :
Lensa terletak di tengah-tengah bola mata, di belakang anak mata (pupil) dan selaput pelangi. Fungsi utama lensa adalah menfokuskan dan meneruskan cahaya yang masuk ke mata agar jatuh tepat pada retina (selaput jala). Dengan demikian, mata dapat melihat dengan jelas. Lensa mata mempunyai kemampuan untuk mencembung dan memipih untuk menfokuskan jatuhnya cahaya. Kemampuan lensa mata untuk mengubah kecembungannya disebut daya akomodasi.
Bila kita mengamati benda yang letaknya jauh, maka mata tidak berakomodasi. Akibatnya, lensa mata berbentuk pipih.
Pada orang berusia di atas 50 tahun, daya akomodasi lensa mata mulai menurun. Akibatnya, orang tua menjadi sulut untuk melihat dengan jelas.
Badan Bening :
Badan bening ini terletak di belakang lensa. Bentuknya seperti agar-agar. Fungsi badan bening ialah untuk meneruskan cahaya yang telah melalui lensa. Cahaya itu selanjutnya disampaikan ke selaput jala mata.
Selaput Jala (retina) :
Selaput jala mata merupakan selaput yang terletak paling belakang. Selaput jala menerima cahaya yang diteruskan oleh bagian-bagian mata di depannya. Pada selaput jala terdapat ujung-ujung saraf penerima.
Saraf Mata :
Saraf mata terutama berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang telah diterima. Rangsang cahaya tersebut diteruskan ke susunan saraf pusat yang berada di otak. Dengan demikian, kita dapat melihat suatu benda.
Cara Kerja Mata :
Mata bekerja saat menerima cahaya. Tanpa cahaya, mata tidak dapat menjalankan fungsinya. Cahaya memasuki mata melalui pupil. Lensa mata mengarahkan cahaya sehingga bayangan benda jatuh pada retina. Kemudian, ujung-ujung saraf penerima yang ada di retina menyampaikan bayangan benda itu ke otak. Setelah di proses di otak, kita dapat melihat benda itu.
Kepekaan Mata Terhadap Rangsang :
Kemampuan mata setiap orang untuk melihat dapat berbeda. Hal itu disebabkan oleh perbedaan kepekaan. Ada orang yang tahan dengan cahaya yang banyak, ada yang tidak tahan. Ada orang yang dapat melihat dalam suasana redup (remang-remang), ada yang tidak dapat.
Demikian pula, kemampuan bagian-bagian mata setiap orang dapat berbeda. Ada orang yang lensa matanya dapat berakomodasi dengan baik, ada juga yang tidak. Akibatnya, ada orang yang tidak dapat melihat benda yang letaknya jauh dengan jelas, ada juga yang tidak.
b. Telinga
Bagian-bagian Telinga :
Telinga kita terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga Luar :
Telinga luar merupakan bagian telinga yang berguna sebagai penangkap getaran suara. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar.
Telinga Tengah :
Telinga tengah terdiri dari selaput pendengaran (gendang telinga), tulang-tulang pendengaran, dan saluran Eustachius. Tulang-tulang pendengaran terdiri dari tulang martil, landasan, dan sanggurdi. Tulang martil berhubungan dengan gendang telinga. Tulang landasan berhubungan dengan tulang martil. Tulang sanggurdi berhubungan dengan tulang landasan. Tulang-tulang tersebut menghubungkan gendang telinga dengan tingkap jorong yang ada di telinga dalam. Jika ada bunyi, gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran akan bergetar. Saluran Eustachius merupakan saluran yang menghubungkan ruang telinga dan rongga faring (di mulut).
Telinga Dalam :
Telinga dalam terdiri dari tingkap jorong dan rumah siput (koklea). Rumah siput merupakan saluran yang berlekuk-lekuk. Di dalam rumah siput terdapat cairan limfa. Cairan tersebut bergetar bila ada bunyi. Getaran cairan tersebut merangsang ujung-ujung saraf yang berhubungan dengan saraf pendengaran yang meuju ke otak.
Cara Kerja Telinga :
Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getaran bunyi. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga. Bila getaran bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang telinga ikut bergetar. Getaran gendang telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya tingkap jorong dan rumah siput ikut bergetar. Demikian pula, cairan limfa di dalam rumah siput. Getaran cairan limfamerangsang ujung-ujung saraf. Ujung-ujung saraf menyampaikan rangsang bunyi tersebut ke otak. Dengan demikian, kita mendengar bunyi.
Kepekaan Telinga Terhadap Rangsang :
Seperti mata, kemampuan telinga setiap orang untuk mendengar dapat berbeda. Ada orang yang dapat mendengar bunyi yang lemah (pelan), ada yang tidak dapat. Ada orang yang tahan terhadap bunyi yang kuat (keras), ada yang tidak tahan.
Dengan indera pendengar yang baik, kita dapat mengetahui dari mana bunyi berasal. Indera pendengar yang baik juga menyebabkan kita dapat membedakan tinggi rendah bunyi.
Pada telinga terdapat alat keseimbangan tubuh. Alat keseimbangan ini akan memberikan tanggapan terhadap perubahan kedudukan tubuh, misalnya tegak, miring, dan pemutaran tubuh. Oleh karena itu, jika telinga sakit, maka keseimbangan kita juga terganggu.
c. Lidah
Bagian-bagian Lidah :
Lidah terletak di dalam mulut. Lidah merupakan indera pengecap (perasa). Permukaan lidah kasar karena penuh bintil-bintil. Bintil-bintil itu disebut papilla. Pada bintil-bintil lidah terdapat saraf pengecap.
Lidah merupakan otot yang tebal. Pada pangkal lidah terdapat kelenjar limfa dan permukaan lidah berlapiskan selaput yang berlendir.
Cara Kerja Lidah :
Makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulut memberi rangsangan ke ujung-ujung saraf pengecap. Rangsangan dari makanan tersebut kemudian diteruskan ke otak. Dengan demikian, kita dapat mengecap (merasakan) makanan atau minuman itu.
Kepekaan Lidah Terhadap Rangsang :
Lidah mempunyai bagian-bagian yang peka terhadap rasa tertentu. Bagian ujung lidah peka terhadap rasa manis. Bagian ujung lidah sampai agak ke samping peka terhadap rasa asin. Bagian tepi lidah peka terhadap rasa asam. Bagian pangkal lidah peka terhadap rasa pahit.
- Hidung
Bagian-bagian Hidung :
Hidung berfungsi sebagai indera pembau dan sebagai jalan pernafasan. Bagian hidung yang sangat sensitif terhadap bau terdapat pada bagian atas rongga hidung. Hidung juga merupakan pintu masuk udara pernafasan ke dalam tubuh. Di dalam rongga hidung terdapat rambut halus dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring udara yang hirup.
Cara kerja hidung :
Bau dari suatu zat dapat tercium jika bau tersebut sampai di rongga hidung. Bau menimbulkan rangsangan yang kemudian diterima oleh ujung-ujung saraf penciuman yang terdapat di hidung. Rangsangan bau tersebut diteruskan ke otak. Dengan demikian, kita dapat mencium bau.
Otak dapat membedakan berbagai macam bau. Secara umum ada lima macam bau yang dapat dihayati oleh daya penciuman manusia. Kelima macam bau tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bau bunga, misalnya bunga melati dan bunga mawar
b. Bau agak asam, misalnya jeruk dan mangga
c. Bau agak tajam, misalnya kopi dan tembakau
d. Bau busuk, misalnya sampah dan telur busuk
e. Bau sumpek atau membius, misalnya alkohol dan kamper
Kepekaan Hidung Terhadap Rangsang :
Kepekaan alat indera penciuman setiap orang tidak sama. Kepekaan penciuman dipengaruhi oleh saraf penerima bau. Semakin dekat benda dengan indera penciuman, semakin terasa baunya. Semakin cepat penguapan benda, semakin mudah diketahui aromanya. Dengan cara mencium bau, kita dapat mengetahui jenis zat itu. Misalnya bau sabun, karet penghapus, kapur barus, daun jeruk, dan daun mangga. Saraf penerima bau dapat terganggu apabila hidung sedang sakit.
e. Kulit
Seluruh tubuh kita dilapisi oleh kulit. Kulit berfungsi sebagai indera peraba dan pelindung tubuh. Dengan kulit, kita dapat membedakan permukaan kasar dan permukaan halus. Demikian pula, kita dapat membedakan benda panas dan benda dingin. Kulit juga melindungi tubuh dengan cara melapisi tubuh.
Bagian-bagian Kulit :
Kulit terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar disebut juga epidermis. Lapisan dalam disebut juga dermis.
Lapisan luar tersusun atas dua lapisan, yaitu kulit ari an lapisan Malpighi. Kulit ari tersusun atas sel-sel mati yang selalu mengelupas dan digantikan oleh sel-sel di bawahnya. Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bakteri dan menguapnya air dari tubuh. Lapisan Malpighi tersusun atas sel-sel yang aktif membelah diri. Sel terluar lapisan Malpighi mati dan kemudian menggantikan sel kulit ari yang mengelupas.
Lapisan dalam tersusun dari jaringan lemak, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, dan saraf penerima rangsang yang disebut reseptor.
Cara Kerja Kulit :
Sentuhan yang kita lakukan pada semua benda menghasilkan rangsang. Rangsang itu diterima oleh reseptor kulit. Kemudian, rangsang ini diteruskan oleh reseptor ke otak. Dengan demikian, kita dapat meraba suatu benda.
Otak juga akan memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang itu. Karena informasi yang cepat, tubuh kita dapat terhindar dari bahaya luar, misalnya saat kita menyentuh benda yang panas. Jika tubuh tidak tahan terhadap panas itu, maka secara refleks tubuh akan menghindari benda panas itu. Dengan demikian, tubuh terhindar dari kerusakan yang lebih fatal.
Kepekaan Kulit Terhadap Rangsang :
Dengan indera peraba, kita dapat merasakan kasar halusnya permukaan benda, bentuk benda, panas, dingin, dan sebagainya.
2.4 Gangguan Pada Alat Indera
a. Mata
Mata sehat dapat melihat benda dengan jelas. Sebaliknya, orang yang menderita kelainan mata tidak dapat melihat benda dengan jelas. Kelainan pada mata misalnya kebutaan. Kebutaan dapat terjadi karena terserang penyakit, kecelakaan, atau bawaan sejak lahir. Penyakit-penyakit mata yang menyebabkan kebutaan misalnya trakhoma, glukoma, keratomalasi, seroptalmi, dan katarak.
Trakhoma disebabkan oleh virus yang menyerang kelopak mata dan pembuluh darah pada kornea. Trakhoma dapat menular kepada orang lain.
Glukoma adalah kelainan mata karena bola mata membengkak. Keratomalasi yaitu kelainan mata yang disebabkan oleh selaput bening rusak. Seroptalmi adalah cacat mata yang disebabkan oleh selaput bening bersisik dan kering. Sedangkan katarak adalah cacat mata yang disebabkan lensa mata mengapur. Secara perlahan-lahan lensa mata menjadi keruh., akibatnya cahaya yang masuk ke mata berkurang.
Rabun jauh adalah tidak dapat melihat dari jarak jauh. Rabun jauh disebabkan lensa matanya terlalu cembung. Penderita rabun jauh dapat dibantu dengan kacamata berlensa cekung (lensa negative).
Rabun dekat adalah tidak dapat melihat dari jarak dekat. Penderita rabun dekat dapat dibantu dengan kacamata berlensa cembung (positif). Sedangkan presbiopi adalah orang yang tidak dapat melihat dari jarak dekat maupun jauh. Presbiopi biasanya diderita oleh orang lanjut usia. Presbiopi disebabkan karena daya akomodasi sudah berkurang. Agar dapat melihat dengan jelas penderita presbiopi ditolong dengan lensa cembung dan cekung.
Rabun senja dan buta warna juga termasuk kelainan mata. Rabun senja adalah tidak dapat melihat jelas pada waktu sore hari. Rabun senja disebabkan oleh kekurangan vitamin A. Sedangkan buta warna, merupakan kelainan mata yang disebabkan karena penyakit keturunan. Ada bermacam-macam buta warna. Buta warna merah berarti tidak dapat melihat warna merah. Orang yang buta warna biru tidak dapat melihat warna biru. Buta warna total ertinya hanya dapat melihat warna hitam atau putih saja.
b. Telinga
Alat indera pendengaran harus dirawat dengan baik. Kerusakan pada telinga dapat mengakibatkan tuli. Tuli disebabkan oleh pecahnya gendang telinga, lubang telinga tersumbat, pengapuran tulang pendengaran, atau saraf pendengaran rusak.
Di dalam telinga juga terdapat alat keseimbangan tubuh, seperti tegak, miring, dan berputar. Kalau telinga sakit, maka keseimbangan tubuh akan terganggu.
c. Lidah
Lidah harus dirawat agar tetap sehat. Lidah yang tidak dirawat dapat terkena penyakit sariawan. Sariawan lidah menyebabkan lidah bengkak dan pecah-pecah. Lidah yang sakit, saraf pengecapnya tidak dapat merasakan rasa dengan baik. Akibatnya tidak dapat merasakan lezatnya makanan dan minuman.
d. Hidung
Ketika sedang sakit flu, kemampuan untuk mencium bau akan berkurang. Bahkan jika sedang pilek berat, kita tidak dapat menyebut kata-kata secara sempurna.
Ketika seang pilek atau flu, kita tidak dapat mencium bau dengan baik. Hal itu dikarenakan saraf pembau tertutup oleh lendir. Ketidakmampuan hidung mencium bau disebut anosmia. Penyakit anosmia terjadi karena penyumbatan rongga hidung. Misalnya akibat pilek (selesma) dan polip (tumor di rongga hidung) atau karena gangguan pada urat saraf indera pembau.
e. Kulit
Kulit adalah bagian terluar dari tubuh kita. Kulit yang sehat dan bersih memperlihatkan keindahan yang alami.
Jerawat adalah suatu penyakit kulit. Jerawat biasa muncul di wajah, leher, dada, dan punggung. Penyakit jerawat disebabkan terjadinya peradangan kelenjar minyak. Pada umumnya jerawat muncul ketika usia menginjak remaja. Selain jerawat, penyakit kulit lain misalnya panu, kadas, dan kudis. Gangguan kulit dapat juga terjadi karena luka bakar. Pada luka bakar yang parah, penderita dapat kehilangan saraf reseptornya sehingga tidak dapat merasakan rangsang dari luar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu :
- reseptor,
- penghantar implus, dan
- efektor.
Implus adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Implus dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Dendrit adalah serabut saraf yang pendek berfungsi meneruskan implus ke badan sel.
Alat indera manusia ada 5, yaitu :
- Mata untuk melihat
- Hidung untuk mencium
- Telinga untuk mendengar
- Lidah untuk mengecap rasa
- Kulit untuk meraba
3.2 Saran
Cara Merawat Alat Indera :
a. Mata
Ada bermacam-macam cara menjaga kesehatan mata. Misalnya banyak makan-makanan yang mengandung vitamin A, seperti sayuran hijau dan buah-buahan berwarna kuning dan merah, seperti pisang, tomat, dan nanas. Melindungi mata dari kotoran dan debu dengan cara memakai kacamata. Segera berobat ke dokter mata jika menderita sakit mata. Selain itu manghindarkan dari kebiasaan-kebiasaan buruk.
b. Telinga
Telinga harus dijaga dan dirawat dengan baik, agar tetap sehat. Telinga yang sehat yaitu telinga yang tidak lembab, tidak berbau, dan tidak kotor. Pastikan lubang telinga tidak tersumbat. Namun, kita harus berhati-hati dalam membersihkan telinga supaya tidak merobek gendang telinga.
c. Lidah
- Jangan makan makanan terlalu panas, terlalu dingin, terlalu pedas, terlalu asin, dan terlalu asam. Hal ini dimaksudkan agar tidak merusak saraf pengecap.
- Menjaga kebersihan lidah. Kita dapat melakukannya dengan menyikat lidah dengan sikat gigi pada waktu menggosok gigi agar kotoran hilang.
- Makan makanan yang mengandung vitamin C agar lidah terhindar dari penyakit sariawan.
d. Hidung
Hidung adalah alat indera yang sangat penting. Hidung harus dijaga dan dirawat agar tetap sehat. Cara-car merawat hidung yaitu menjaga kebersihan hidung, menutup hidung ketika udara pernapasan kotor atau mengandung racun, dan periksa ke dokter jika hidung terasa sakit.
e. Kulit
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling luar. Kulit mudah diserang jamur dan kotoran. Untuk itu kulit harus dijaga dan dirawat agar bersih, sehat dan indah.
Cara-cara menjaga dan merawat kulit sebagai berikut :
- Mandi dua kali sehari
- Mencuci tangan dan kaki sebelum tidur
- Suka berolahraga agar keringat dan kotoran dapat keluar
- Jangan tidur di lantai, karena lantai sifatnya padat, rapat, dan lembab
- Jangan memakai pakaian basah, karena dapat menyebabkan penyakit kulit
- Periksa ke dokter apabila terkena penyakit yang membahayakan kulit
DAFTAR PUSTAKA
Khamim.2004.SAINS-SD Kls 4/IV.Semarang.Aneka:Ilmu.
Maryati, K.Titik.2004.DMS-BIO-SLTP Kls 2/II.Solo:Tri Rama.
Sudibyo, Elok.2008.Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kls IX.Jakarta:Pusat Perbukuan.
Haryanto.2007.Ilmu Pengetahuan Alam-SD Kls 6.Jakarta:Erlangga.
Khamim.2000.IPA jilid 4a.Semarang:Aneka Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar